Otentikasi JWT dengan GraphQL di Integrasi Angular dan WordPress
Dalam pengembangan perangkat lunak modern, konsep decoupling atau pemisahan sistem menjadi komponen yang lebih kecil dan independen telah menjadi standar industri. Pemisahan ini memudahkan pengelolaan bagian-bagian aplikasi, memisahkan antara frontend dan backend, sehingga meningkatkan fleksibilitas dalam memilih teknologi yang tepat untuk masing-masing komponen. Strategi ini memungkinkan pengembangan yang lebih cepat dan efisien, karena tim dapat bekerja secara paralel tanpa tergantung satu sama lain.
Selain itu, sistem yang terpisah ini memungkinkan peningkatan skalabilitas, di mana masing-masing komponen bisa diperbarui atau diganti sesuai kebutuhan tanpa memengaruhi keseluruhan sistem. Model ini sangat bermanfaat dalam berbagai platform digital seperti e-commerce, perbankan online, portal komunitas, hingga media sosial.
Namun, di balik kelebihannya, sistem decoupled juga menghadirkan tantangan, terutama dalam hal komunikasi antar komponen dan otentikasi pengguna. Untuk mengatasi masalah ini, teknologi seperti GraphQL dan JWT (JSON Web Token) menjadi solusi yang efektif dalam menjaga komunikasi yang efisien sekaligus memastikan keamanan otentikasi.
Artikel ini akan menjelaskan bagaimana membangun aplikasi blog dengan backend WordPress dan frontend Angular, menggunakan GraphQL untuk komunikasi dan JWT untuk otentikasi, agar aplikasi tetap aman dan efisien dalam kinerjanya.
Daftar Isi
- Memahami Decoupling dalam Pengembangan Perangkat Lunak Modern
- Keuntungan Decoupling: Fleksibilitas dan Skalabilitas
- Tantangan dalam Sistem Decoupled: Komunikasi dan Otentikasi
- Mengatasi Tantangan dengan GraphQL dan JWT
- Studi Kasus: Membangun Aplikasi Blog dengan WordPress dan Angular
- Kesimpulan: Manfaat dan Tantangan Sistem Decoupled
Memahami Decoupling dalam Pengembangan Perangkat Lunak Modern
Dalam dunia pengembangan perangkat lunak modern, konsep decoupling atau pemisahan komponen aplikasi telah menjadi standar industri. Decoupling merujuk pada proses memecah sebuah aplikasi menjadi bagian-bagian yang terpisah, di mana lapisan presentasi (front end) dan lapisan akses data (back end) dipisahkan secara jelas. Hal ini memungkinkan pengembangan aplikasi yang lebih efisien, karena beberapa tim dapat bekerja secara paralel, menggunakan teknologi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing lapisan.
Pada dasarnya, decoupling memberikan fleksibilitas dalam pengembangan dan memungkinkan modifikasi atau pembaruan yang lebih mudah tanpa mengganggu seluruh sistem. Mari kita jelajahi lebih dalam tentang bagaimana pendekatan ini diterapkan, serta cara mengatasi tantangan yang mungkin muncul dalam sistem decoupled, khususnya dalam konteks menggunakan Angular dan WordPress.
Keuntungan Decoupling: Fleksibilitas dan Skalabilitas
Salah satu alasan utama mengapa decoupling menjadi populer adalah fleksibilitas yang diberikannya. Sistem yang dipisahkan menjadi komponen-komponen independen memungkinkan setiap komponen untuk dikembangkan, dimodifikasi, atau bahkan diganti secara terpisah sesuai kebutuhan.
-
Skalabilitas Terpisah: Setiap komponen dapat dioptimalkan untuk menangani peningkatan beban tanpa harus mengubah keseluruhan sistem. Misalnya, jika lapisan back end mengalami beban yang tinggi, kita dapat meningkatkan performa server tanpa mempengaruhi front end.
-
Pemilihan Teknologi yang Tepat: Pengembang dapat memilih teknologi terbaik untuk setiap bagian aplikasi. Misalnya, WordPress bisa digunakan untuk mengelola konten di back end, sementara Angular bisa dipilih untuk membangun front end yang interaktif dan dinamis.
-
Pengembangan Paralel: Dengan decoupling, tim front end dan back end dapat bekerja secara independen. Ini memungkinkan pengembangan lebih cepat karena kedua tim tidak saling menunggu hasil dari satu sama lain.
Tantangan dalam Sistem Decoupled: Komunikasi dan Otentikasi
Meskipun sistem decoupled menawarkan banyak manfaat, ia juga menghadirkan tantangan yang tidak boleh diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah komunikasi antar komponen dan otentikasi.
-
Latensi dalam Komunikasi: Karena setiap komponen sistem berkomunikasi melalui berbagai modul atau layanan yang berbeda, hal ini dapat menimbulkan latensi atau keterlambatan. Ini dapat memperlambat kinerja aplikasi, terutama jika komunikasi tersebut tidak dioptimalkan dengan baik.
-
Otentikasi dalam Sistem Terpisah: Metode otentikasi tradisional yang menggunakan cookie browser atau otentikasi sisi server menjadi lebih rumit dalam sistem decoupled. Dalam aplikasi monolitik, semua otentikasi dikelola di sisi server, tetapi dalam sistem decoupled, front end dan back end tidak saling berbagi sesi dengan cara yang sama, sehingga memerlukan solusi otentikasi yang berbeda.
Mengatasi Tantangan dengan GraphQL dan JWT
Untuk mengatasi tantangan komunikasi dan otentikasi dalam sistem decoupled, pengembang dapat memanfaatkan protokol seperti GraphQL dan JWT (JSON Web Token). GraphQL, sebagai bahasa query untuk API, memungkinkan komunikasi yang lebih efisien antara front end dan back end, sementara JWT menawarkan solusi otentikasi berbasis token yang aman dan terdistribusi.
1. GraphQL untuk Komunikasi yang Efisien
GraphQL memungkinkan front end meminta hanya data yang diperlukan, alih-alih mengirim seluruh payload seperti yang sering terjadi pada REST API. Ini mengurangi jumlah data yang dikirim, yang pada akhirnya mengurangi latensi dan meningkatkan efisiensi komunikasi. Dalam aplikasi WordPress-Angular, GraphQL dapat digunakan untuk mengambil data dari WordPress dan menampilkannya di Angular tanpa membebani sistem dengan permintaan data yang tidak perlu.
2. JWT untuk Otentikasi Aman
JWT merupakan solusi otentikasi berbasis token yang sangat cocok untuk aplikasi terpisah seperti Angular dan WordPress. Setiap kali pengguna masuk, back end (WordPress) akan menghasilkan token JWT yang berisi informasi pengguna. Token ini kemudian dikirim ke front end (Angular) dan disimpan di sana, biasanya dalam local storage atau session storage.
Ketika pengguna mencoba mengakses konten yang dilindungi, Angular akan mengirim token ini ke back end bersama dengan permintaan untuk memverifikasi identitas pengguna. Jika token valid, back end akan mengizinkan akses ke konten yang diinginkan. Metode ini menghindari kebutuhan untuk mengelola sesi di sisi server, yang biasanya menjadi tantangan dalam aplikasi yang terpisah.
Studi Kasus: Membangun Aplikasi Blog dengan WordPress dan Angular
Sekarang, mari kita lihat bagaimana konsep ini diterapkan dalam sebuah aplikasi nyata. Kita akan membangun aplikasi blog dengan back end WordPress yang headless dan front end Angular. WordPress akan bertindak sebagai CMS yang mengelola konten, sementara Angular digunakan untuk menampilkan konten blog secara dinamis di sisi pengguna.
1. Mengatur Aplikasi Blog yang Tidak Dilindungi
Pada tahap awal, kita akan mengkonfigurasi aplikasi untuk mengambil konten postingan blog dari WordPress dan menampilkan judul postingan dalam daftar di Angular. Ini adalah aplikasi blog dasar yang tidak dilindungi, di mana semua pengguna dapat melihat daftar postingan tanpa harus masuk.
2. Mengintegrasikan Otentikasi JWT
Setelah aplikasi dasar berjalan, kita akan meningkatkan keamanan dengan menambahkan fitur otentikasi berbasis JWT. Melalui otentikasi ini, hanya pengguna yang telah masuk yang bisa membaca konten postingan secara lengkap. Pengguna yang tidak terotentikasi hanya akan melihat daftar judul dan diarahkan untuk masuk atau mendaftar jika mereka ingin membaca lebih lanjut.
Kesimpulan: Manfaat dan Tantangan Sistem Decoupled
Pendekatan decoupling membawa banyak keuntungan bagi pengembang modern, seperti fleksibilitas, skalabilitas, dan pemilihan teknologi yang tepat. Namun, penting untuk diingat bahwa ada tantangan seperti latensi komunikasi dan otentikasi yang harus diatasi. Dengan menggunakan protokol seperti GraphQL dan JWT, pengembang dapat membangun aplikasi yang efisien, aman, dan mudah diadaptasi sesuai kebutuhan bisnis yang berkembang.
Decoupling adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa aplikasi dapat berkembang seiring dengan waktu, menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih baik, sekaligus memudahkan pengembang dalam memelihara dan memperbarui aplikasi.